
Dalam siaran pers 21 April 2025 tentang Produk Pangan Olahan yang Terdeteksi mengandung unsur Babi (Porcine) oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah melakukan pengawasan obat dan makanan terkait klaim kehalalan produk. Dari pengawasan tersebut ditemukan 11 batch produk dari 9 produk marshmallow (2 diantaranya tidak bersertifikasi halal) yang mengandung unsur babi (porcine) yang dibuktikan melalui pengujian laboratorium untuk uji DNA dan/atau peptida spesifik porcine. BPOM bersama dengan BPJPH telah melakukan penarikan terhadap produk yang teridentifikasi mengandung porcine dan memberikan sanksi terhadap pihak perusahaan.[1]
Marshmallow merupakan produk olahan pangan yang bahan pembuatannya mengandung gelatin. Gelatin merupakan jenis protein larut air yang diperoleh melalui hidrolisis parsial kolagen. Gelatin diperoleh dari kolagen hewan seperti babi, sapi, ikan, dan lain-lain. Produksi gelatin global hampir mencapai 32.600 ton pada tahun 2007, sebagian besar berasal dari kulit babi dan sapi (masing-masing 46 dan 23,1%) dan tulangnya (23%). Ikan (kurang dari 1,5%) dan sumber lain mencakup proporsi kecil. Saat ini, Muslim memegang peranan penting dalam penerimaan beberapa produk terkait kandungan di dalamnya. Pada 2007, total penjualan produk makanan halal diperkirakan mencapai 80 miliar dolar atau 12% dari produk pangan pertanian di dunia, yang dapat dengan mudah mencapai 20% pada tahun 2025.

Gelatin dari babi (Porcine) dan sapi (bovine) merupakan jenis gelatin yang banyak digunakan di pasaran. Porcine merupakan istilah ilmiah yang mengacu pada segala sesuatu yang berasal dari babi, baik jaringan, sel maupun unsur genetiknya. Porcine banyak digunakan dalam produk seperti gelatin, enzim atau kolagen yang digunakan dalam makanan, kosmetik dan obat farmasi. Namun, sampai saat ini masih banyak produk yang tidak mencantumkan label terkait produk yang mengandung porcine. Selain itu penemuan porcine dalam produk olahan pangan yang sudah berlabel halal menimbulkan kekhawatiran di masyarakat Indonesia dikarenakan mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam yang mengharamkan konsumsi atau penggunaan bahan yang berasal dari olahan babi[2]. Sehingga sangatlah penting untuk mengidentifikasi jenis gelatin pada produk olahan pangan. Berbagai metode untuk identifikasi gelatin sudah banyak dikembangkan, di antaranya adalah Realtime PCR (Polymerase Chain Reaction) dan LC-MS TQ (Liquid Chromatography Triple Quadrupole Mass Spectrometry).
Dalam pengujian porcine marker dalam Gelatin dan produk turunannya jika menggunakan DNA Based testing seperti PCR, tidak akan akurat karena kadar DNA didalam sampel Gelatin dan produk turunannya sudah sangat sedikit dikarenakan DNA akan rusak pada proses produksi Gelatin yang melibatkan hidrolisis dan pemanasan. LC-MS/MS dalam pengujian Gelatin dan produk turunannya menjadi Gold Standard, karena menggunakan pendekatan terhadap Peptide Based testing, mengingat kandungan protein dan peptida didalam sampel Gelatin sangat tinggi sehingga akurasi pengujian sangat tinggi.
Shimadzu telah mengembangkan metode analisis gelatin porcine dan bovine pada makanan menggunakan LCMSMS dalam application note yang berjudul “Detection and Differentiation of Bovine and Porcine Gelatins in Food and Pharmaceutical Products By LC/MS/MS Method” . Pemilihan LC-MS TQ dalam identifikasi gelatin dikarenakan kompleksitas matriks yang dapat mengganggu proses analisis. Selain itu karena Marker sudah dipilih dengan selektif dan Targeted, LC-MS TQ merupakan pilihan alat yang sangat tepat jika dibandingkan dengan LC-MS high resolution, karena biaya pengujian akan jauh lebih murah serta hasilnya akan lebih sensitif. Dalam application note tersebut shimadzu berhasil mengidentifikasi 8 spesifik marker porcine dan 9 spesifik marker bovine menggunakan LCMSMS Shimadzu seperti pada gambar di bawah ini:

LCMS-8060RX merupakan seri high-end dari LCMS TQ Shimadzu dengan sensitivitas tinggi. Seri RX dilengkapi dengan Core Spray Technology yang meningkatkan kestabilan dalam analisis. Selain itu, seri ini dilengkapi dengan IonFocus yang menigkatkan ketahanan (robustness) tanpa mengurangi sensitivitas dari alat. Dikombinasikan dengan seri UHPLC Nexera yang didukung fitur Analytical Intellegence yang mampu meningkatkan efisiensi alur kerja dan hasil analisis pada laboratorium.

Untuk Brosur, Application Note Terkait, Info dan diskusi mohon hubungi : ams@ditekjaya.co.id
Referensi:
Atefi, Mohsen, dkk. (2021). Gelatin: overview of identification method. J of Human, Health, and Halal Metrics. 2(2): 25-34. https://doi.org/10.30502/jhhhm.2021.318985.1044
Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal. (2025). Siaran Pers tentang Produk Pangan Olahan yang Terdeteksi Mengandung Unsur Babi (Porcine). Accessed from https://bpjph.halal.go.id/detail/siaran-pers
Jumhawan, Udi, dkk. (2017). Detection and Differentiation of Bovine and Porcine Gelatins in Food and Pharmaceutical Products By LC/MS/MS Method. Shimadzu Asia Pacific
SHARE :
[1] “Siaran-Pers.”
[2] “Mengenal-Porcine-Unsur-Babi-Pada-Produk-Halal-Yang-Ditemukan-Bpjph-Bpom.”